Radiasi nuklir tidak dapat dlihat dan dideteksi
panca indera manusia, oleh karena itu untuk mengetahui adanya kualitas dan
kuantitas radiasi digunakan alat ukur radiasi. Dosimeter personal adalah Sebuah
alat portable kecil (seperti film badge, dosimeter thermoluminescent, atau
dosimeter saku) untuk mengukur dan merekam total akumulasi dosis radiasi
pengion yang diterima setiap pekerja radiasi yang sedang bekerja di medan
radiasi.
Dosimeter
personal dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
Dosimeter Saku
Dosimeter ini sebenarnya merupakan detektor
kamar ionisasi sehingga prinsip kerjanya sama dengan detektor isian gas akan
tetapi tidak menghasilkan tanggapan secara langsung karena muatan yang
terkumpul pada proses ionisasi akan “disimpan” seperti halnya suatu kapasitor.
Bahan
:
Gas
Fungsi
:
Mengukur
dosis radiasi berdasarkan atas prinsip respons dari instrumen sebanding dengan
energi radiasi yang diserap oleh instrumen tersebut. Biasanya menggunakan satuan mRem
atau mSv.
Cara
kerja :
Gas
dalam bilik ionisasi pada dosimeter saku apabila terkena radiasi akan
mengakibatkan ionisasi sehingga terjadi ion-ion positif dan negatif dalam bilik
ionisasi tersebut. Ion-ion positif akan tertarik ke dinding dosimeter sedangkan
ion negatif akan tertarik ke kutub dari alat elektroskop dan menetralkan/
menurunkan muatan yang ada sehingga daya tolak kedua lengan dari alat
elektroskop tersebut juga semakin lemah. Dengan melemahnya daya tolak kedua
lengan tersebut berarti lengan yang dapat bergerak bebas akan bergeser.
Pergeseran ini dalam skala pada dosimeter akan terlihat bergeser ke arah angka
maksimum. Besarnya pergeseran pada skala dosimeter ini sebanding dengan muatan
negatif yang tertarik ke kutub alat elektroskop atau dengan kata lain sebanding
dengan energi radiasi yang diberikan pada proses ionisasi.
Bentuk
sensor :
Bekerja
berdasarkan prinsip elektroskop dimana satu bagian lengannya tetap dan satu bagian
lainnya dapat bergerak bebas pada skala yang telah disiapkan pada dosimeter
tersebut.
Film Badge
Film
badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder. Detektor film
dapat “menyimpan” dosis radiasi yang telah mengenainya secara akumulasi selama
film belum diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya atau
telah mengenai orang yang memakainya, maka tingkat kehitaman film setelah
diproses akan semakin pekat.
Bahan
:
Dosimeter
film emulsi dibuat dari bahan dasar berupa selulosa asetat yang dilapisi bahan
sensitif radiasi pada salah satu atau kedua permukaannya. Lapisan yang sensitif
ini disebut emulsi
yang terdiri dari gelatine dan komponen-komponen foto sensitif berupa kristal
silver halide, pada umumnya adalah AgBr, yang tersebar secara merata dalam
matriks gelatin. Pada holder film badge terdapat filter
berbahan : alumunium, timah hitam dan tembaga atau seng yang berguna untuk
membedakan jenis energi radiasi.
Fungsi
:
Mengukur
dosis radiasi berdasarkan perbandingan densitas optis dari film yang dikenakan
oleh seseorang yang terkena radiasi terhadap densitas film yang terkena radiasi
dengan jumlah yang telah diketahui, maka penyinaran terhadap film yang
dikenakan oleh seseorang tersebut dapat ditentukan.
Cara
kerja :
Pengukuran
dosis pda film badge didasarkan pada fakta bahwa radiasi pengion akan menyinari
perak bromida yang terdapat pada emulsi fotografi yang akan mengakibatkan
kehitaman pada film tersebut. Tingkat kehitaman yang juga disebut sebagai
densitas optis dari film tersebut secara tepat dapat diukur dengan menggunakan
densitometer fotolistrik yang pembacaannya dinyatakan sebagai logaritma
intensitas cahaya yang dipancarkan melalui film tersebut. Densitas optis dari
film yang terkena radiasi secara kualitatif berhubungan dengan besarnya
penyinaran radiasi.
Bentuk
sensor :
Kehitam-hitaman pada film(Densitas
optis dari film)
Thermoluminisence Dosemeter (TLD)
Dosimeter ini sangat
menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang digunakan ini adalah
kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan LiF.Proses yang terjadi pada
bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses termoluminisensi. Senyawa lain
yang sering digunakan untuk TLD adalah CaSO4. Dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, baru kemudian diproses untuk mengetahui jumlah dosis radiasi yang telah diterimanya. Pemrosesan dilakukan dengan memanaskan kristal TLD sampai temperatur tertentu, kemudian mendeteksi percikan-percikan cahaya yang dipancarkannya. Alat yang digunakan untuk memproses dosimeter ini adalah TLD reader.
Bahan
:
Kristal
termoluminesens(kristal-kristal yang dapat memancarkan cahaya apabila dipanaskan)
Fungsi
:
Mengukur
dosis radiasi dengan menghitung jumlah foton cahaya yang dipancarkan. Secara
praktek, perhitungan dosis dapat dilakukan oleh penentuan daerah spektrum foton
cahaya yang dipancarkan oleh bahan TLD.
Cara
kerja :
Penyerapan
energi radiasi oleh kristal mengakibatkan timbulnya atom-atom dalam kristal
sehingga menghasilkan elektron-elektron dan lubang-lubang bebas dalam kristal pendar
panas. Elektron-elektron ini ditangkap oleh pemancar dalam kisi-kisi kristalin
sehingga dapat menghalangi timbulnya energi dalam kristal tersebut. Kristal-kristal
yang dipanaskan melepaskan energi yang ditimbulkan sebagai cahaya. Pengukuran
keluaran cahaya bersamaan dengan meningkatnya suhu. Suhu dimana keluaran cahaya
maksimum terjadi merupakan suatu ukuran energi pengikat elektron pada lobang
didalam tangkapan
tersebut. Jumlah cahaya
yang diukur sebanding dengan jumlah elektron yang ditangkap atau dengan kata
lain sebanding dengan energi yang diserap dari radiasi pengion. Jadi intensitas
cahaya yang dipancarkan pada saat pemanasan kristal pendar panas secara
langsung sebanding dengan dosis radiasi yang diserap oleh kristal tersebut.
Bentuk
sensor :
Iintensitas cahaya yang dipancarkan
pada saat pemanasan kristal pendar panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar