Senin, 04 November 2013

Interior Bumi

Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulatan gepeng (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi, menyebabkan ukuran diameter khatulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara khatulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Prancis.

Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan Bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan khatulistiwa, bagian Bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah Bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.


Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga Bumi yang berasal dari dalam Bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief Bumi.

Massa Bumi kira-kira adalah 5,98×10^24 kg. Kandungan utamanya adalah besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti Bumi dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%), dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%), dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.

Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak Bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak Bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides); klorin, sulfur, dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1.672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat Tabel 1.1.). Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.


Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
  • Kerak Bumi
  • Mantel Bumi
  • Inti Bumi

Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material) -nya, Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
  • Litosfer
  • Astenosfer
  • Mesosfer
  • Inti Bumi bagian luar


Sebagai pembahasan awal mengenai struktur lapisan dalam Bumi, ulasan materi akan didasarkan pada penggolongan lapisan Bumi menurut komposisi (jenis dari materialnya). Pembahasan akan dimulai dari lapisan paling dalam hingga lapisan paling luar.

INTI BUMI
Lapisan inti Bumi yang juga dikenal dengan lapisan Barisfer, terletak di bagian tengah/pusat Bumi. Secara umum inti Bumi memiliki massa jenis rata-rata 10 gr/cm3 – 13 gr/cm3, sehingga diperkirakan inti disusun oleh gabungan logam: 80% besi dan nikel. Menurut para ahli, berdasarkan sifat dari materialnya inti Bumi terbagi menjadi dua lapisan, yaitu:

  • Inti Bumi bagian dalam

Inti Bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti Bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200 km dan berdiameter 2600 km. inti Bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800 °C

  • Inti Bumi bagian luar

Inti Bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam Bumi yang melapisi inti Bumi bagian dalam. Inti Bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti Bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900 °C.

Berdasarkan keterangan dari penjelasan dua lapisan inti Bumi tadi, jika dijumlahkan maka jari-jari inti Bumi 3.450 km, lebih sedikit dari setengah jari-jari Bumi (6.400 km), akan tetapi volume inti Bumi < 20% dari volume Bumi.

Ada tiga alasan mengapa yang paling memungkinkan menyusun inti Bumi adalah besi: (1) massa jenis besi (7,8 g/cm^3) mendekati massa jenis rata-rata inti Bumi; (2) besi berwujud cair pada tekanan dan suhu seperti dalam inti Bumi; (3) besi banyak terdapat di Bumi.

MANTEL BUMI
Lapisan bagian dalam Bumi yang menyelimuti inti Bumi disebut sebagai mantel Bumi, memiliki tebal rata-rata 2.900 km. Massa jenis rata-rata mantel adalah 4,5 g/cm^3, sehingga diperkirakan disusun oleh batuan silikat dan magnesium yang dikenal sebagai mineral mafic. Suhu pada lapisan ini adalah sekitar 2.800oC pada bagian yang dekat dengan inti dan 1.800oC pada bagian yang dekat dengan kerak.

Lapisan mantel Bumi ini pun bila diteliti lebih dalam memiliki karakteristik yang berbeda pada bagian yang paling dalam (dekat dengan kerak Bumi) dan bagian yang paling atas (dekat dengan kerak Bumi). Pada bagian yang paling dalam, para ahli menyebutnya sebagai Mesosfer dengan ketebalan sekitar 2.400 – 2.700 km dan disusun dari campuran batuan basa dan besi. Sedangkan bagian paling atas dikenal sebagai Astenosfer yang merupakan lapisan dengan posisi terletak tepat di bawah lapisan lithosfer. Lapisan ini tebalnya 100 – 400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk).

KERAK BUMI
Lapisan kerak Bumi merupakan lapisan terluar dan sekaligus tempat dimana manusia melakukan aktivitas kehidupannya. Lapisan ini merupakan lapisan paling tipis, dengan ketebalan berkisar antara 8 – 40 km. Kerak Bumi tersusun terutama oleh batuan metamorf dan sedimen. Karena bahan utama penyusun kerak Bumi adalah batuan, maka kerak Bumi disebut juga sebagai lapisan batuan atau Lithosfer (lithos = batuan, sphere = lapisan). Kerak Bumi dapat dibedakan menjadi kerak benua yang merupakan daratan, dan kerak samudera yang tertutupi oleh perairan. Kerak benua memiliki ketebalan rata-rata sekitar 35 km, sedangkan kerak samudera mimiliki ketebalan rata-rata sekitar 7 km. Namun demikian massa jenis kerak samudera lebih besar dibandingkan dengan massa jenis kerak benua, ini terjadi karena walaupun pada dasarnya batuan dari kedua kerak ini memiliki kesamaan, namun kerak samudera mendapatkan tekanan lebih besar oleh air laut yang berada tepat di atasnya dan menyelimutinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar